GAMBARAN
DIRI GURU PENGGERAK TIGA TAHUN KE DEPAN
Jika
disederhanakan dalam dua kata saya ingin terus BELAJAR dan BERBAGI.
Assalamualaikum, Kenalkan saya
Adi Tama calon guru penggerak angkatan 6 Kota Cirebon. Tulisan ini merupakan
doa, harapan, juga keinginan yang ingin saya wujudkan dalam memajukan dunia
pendidikan. Pertama, setelah menjadi lulusan guru penggerak saya berharap
saya dapat memiliki komitmen tinggi juga konsistensi yang terus menerus agar
bisa menerapkan nilai-nilai guru penggerak baik itu di dalam kelas, di sekolah,
pun untuk dunia pendidikan Indonesia.
Kedua, saya bisa melaksanakan nilai dan peran sebagai guru penggerak
guna mewujudkan profil pelajar pancasila. Ketiga, memiliki semangat dan
motivasi tinggi untuk membuat gerakan-gerakan perubahan di sekolah yang dapat
meningkatkan mutu juga nilai budaya sekolah serta bisa memberikan kontribusi
positif untuk dunia pendidikan khususnya di Kota Cirebon. Keempat,
Menjadi teladan, pembelajar, dan ringan untuk berbagi kepada orang lain, murid,
rekan guru, kepala sekolah, pengawas, dan lainnya.
Nilai-nilai guru penggerak yang
saya miliki tiga tahun ke depan;
1. Mandiri
Mandiri
dalam arti terus belajar dan berbagi. Menjadi guru berarti bukan hanya sekadar
bekerja tetapi juga harus senantiasa belajar. Belajar hal baru, belajar
tenatang keilmuan yang baru, belajar tentang bersosialisasi, komunikasi,
merancang kegiatan, membuat program, dan lainnya. Kenapa harus belajar? Karena
sejatinya dunia pendidikan selalu dinamis, selalu berubah sesuai dengan kodrat
alam dan zamannya. Saya ingin untuk terus belajar, bisa menerapkan banyak hal
baik, dan bisa membagikannya kepada banyak orang, baik itu murid juga
rekan-rekan guru di sekolah. Agar ilmu yang saya dapat terus bermanfaat bagi
sesama dan bisa menjadi penolong di akhir hayat nanti.
Mandiri
menjadi syarat pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru. Terlebih dahulu
belajar dan menerapkannya sendiri sebelum menyampaikannya kepada orang lain.
Prinsip ini ingin terus saya wujudkan sebagai pembelajar sepanjang hayat.
2. Berpihak
kepada murid. Sebagai seorang guru sepatutnya saya harus
mengedepankan dan mengutamakan murid dalam pembelajaran. Memperhatikan
karakteristik dan kebutuhannya, mendorong potensi, bakat, dan minat agar dapat
terus berkembang menjadi lebih baik lagi. Demi mewujudkan hal tersebut saya
haruslah menguasai banyak ilmu dan strategi mengajar, berdiskusi dengan
rekan-rekan guru, merencanakan pembelajaran yang memang sesuai dengan
konteksnya, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid, juga dengan memperhatikan
lingkungan sekitar, lalu mendekatkannya atau menerapkannya dalam pembelajaran
yang bermakna. Pembelajaran yang memiliki arti bagi murid. Pembelajaran yang
tidak hanya sekadar lewat tetapi akan menyerap lama dalam ingatan murid. Selain
itu, saya juga ingin terus membangun sosial emosional murid dengan ragam
pembiasaan baik di kelas pun di sekolah. Tujuannya adalah memberikan
pengetahuan, keterampilan, kecakapan seimbang dengan tumbuhnya rasa emosi,
simpati, dan empati murid. Saya ingin menjadi pemimpin pembelajaran dengan
menuntun, mengarahkan, juga memberikan pengajaran yang berpihak pada murid.
3. Reflektif
Mengevaluasi diri tentang apa yang sudah, sedang, dan akan dilakukan. Mengingat kembali kelebihan dan kelemahan yang ada, kemudian berusaha memperbaikinya di setiap langkah selanjutnya. Refleksi diri sebagai bentuk kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna, selalu ada kesalahan, tetapi kita semua bisa mengambil pelajaran berharga dari tiap pengalaman masa lalu kita sebagai modal atau pijakan untuk melangkah ke depan. Tidak perlu terburu-buru untuk melakukan sesuatu, jika merasa lelah kita bisa istirahat sejenak. Terpenting adalah niat untuk terus melangkah ke depan dengan lebih baik lagi.
Gambaran di atas menjadi niat yang saya tancapkan dalam hati untuk tahun-tahun yang akan datang. Menjadikan diri sebagai diri yang terus mengevaluasi dirinya sendiri (sebagai pribadi, sebagai guru, dalam pembelajaran, di lingkungan sekolah pada tiap program yang terlaksana, hingga di masyarakat). Menjadikan semuanya adalah pengalaman dan mengambil pelajaran untuk meningkatkan kualitas diri dari apa yang akan dilaksanakan nanti.
Contoh hal yang sudah saya laksanakan dalam hal reflektif. Setiap hari saya selalu membuka materi pelajaran esok hari. Saya rencanakan apa, bagaimana, dengan apa saya bisa melaksanakan pembelajaran tersebut. Contoh lainnya untuk pembelajaran yang menurut saya paling menarik atau paling berhasil saya selalu membuat tulisan praktik baik (best practice) atau jurnal ilmiah sebagai catatan, arsip, juga untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru. Dalam hal menyusun dan melaksanakan program, saya selalu mengingat, mengevaluasi apa yang telah berjalan, di mana letak kurang atau kesalahannya dan mencari solusi perbaikan untuk program/ kegiatan selanjutnya.
4. Kreatif- Inovatif
Kreatif
dan inovatif menjadi tahapan selanjutnya yang harus dilakukan setelah menjadi
pribadi yang mandiri, berpihak pada murid, dan reflektif. Jika ingin menjadi
pemimpin dalam pembelajaran maka kita harus terbih dahulu untuk mandiri, dan di
dalamnya selalu menumbuhkan kreativitas dan inovatif. Kreatif dalam
memanfaatkan benda sekitar, kratif dalam membuat media, inovatif saat
menyajikan pembelajaran yang bermakna. Untuk mewujudkan hal tersebut, saya
haruslah memiliki rasa pembaharuan, ide dan gagasan baru tentang kegiatan,
program, proyek yang akan dilaksanakan dalam kelas atau sekolah. Ide, gagasan, dan rasa yang baru akan
mendorong saya untuk dapat mencari dan melaksanakan sesuatu yang dapat
diterapkan dan dilaksanakan di sekolah. Tentu saja sesuatu itu dimulai dari
pembiasaan baik yang dilaksanakan terus menerus hingga menjadi budaya sekolah
yang memiliki nilai positif bagi sekolah, dan manfaat yang dirasakan oleh semua
pihak (murid, guru, orang tua, kepala sekolah, dan masyarakat sekitar)
a) Dalam pembelajaran saya terbiasa untuk membuat
media, menggunakan banyak aplikasi digital yang mendukung pembelajaran, mencari
metode/ starategi yang sesuai dengan materi hingga menuliskannya dalam tulisan
praktik baik ataupun jurnal ilmiah.
b) Melaksanakan pembelajaran yang menarik bagi murid,
pembelajaran di luar kelas, KBM yang diselingi oleh ice breaking, permainan
matematika, menggunakan alat peraga sederhana, praktik sains, proyek seni dan
lain sebagainya.
c) Untuk sekolah, program atau pembiasaan baik yang
sudah saya laksanakan adalah kegiatan literasi, pembiasaan hemat sampah dll.
Setiap kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi kepada guru, kepala sekolah,
lalu sosialisasi dengan orang tua dan murid. Kegiatan pembiasaan ini
dilaksanakan oleh setiap kelas, setiap guru, dan seluruh murid di sekolah.
Harapan
saya, ke depan saya akan terus memiliki ide-ide baru yang membuat pembelajaran
saya menjadi lebih bermakna, pembelararan yang lebih memiliki nilai, kecakapan
hidup bukan hanya sekadar angka-angka. Saya juga ingin terus mencari kegiatan
atau program baru lagi yang bisa diterapkan menjadi budaya sekolah. Saat ini
saya sedang merancang program ngaji tokoh dan meeting morning. Semoga ke
depan kedua program itu bisa terlaksana dan dapat diterapkan dengan komitmen
dan rasa semangat.
5. Kolaboratif
Kolaboratif
menjadi kunci terakhir dalam meningkatkan kompetensi diri kita. Tanpa adanya kolaborasi
antarpihak rasanya yang kita miliki tidak adakan berjalan optimal. Kolaborasi
menjadi hal penting untuk terus tumbuh dan meningkatkan kualitas pendidikan
baik itu di sekolah atau di tingkat selanjutnya.
Contoh sikap
kolaboratif yang telah saya lakukan:
a. Saya masih aktif menjadi pengurus komunitas
literasi di tingkat kota artinya adalah saya masih terus dan terus berdiskusi,
memberikan ide positif, merancang program, event, atau kegiatan dan berusaha
melaksanakannya semaksimal mungkin. Semua program literasi ini diperuntukan
kepada murid dan guru pembimbing di Kota Cirebon.
b.
Menjadi tutor rekan sejawat dalam hal menulis atau
literasi
c.
Saya tidak segan untuk membagikan apa yang saya
miliki kepada teman lain. Program-program yang telah saya lakukan, praktik baik
yang saya jalankan, dan sebagainya.
d. Menjalin hubungan baik antarguru di sekolah dengan
cara membangun teamwork atau kerja sama salam banyak kegiatan yang
dijalankan sekolah.
e. Hadir, siap berbagi, siap melaksanakan tugas
seperti yang telah dikonsep dan disepakati bersama.
f. Berusaha menjalin kerja sama dengan orang tua
murid sebagai rumpun atau komite sekolah, atau instansi lain untuk dapat ikut
serta membangun atau meningkatkan program-program yang ada di sekolah.
Contoh kolaboratif di atas menjadi pemicu dan pemacu bagi saya untuk terus berusaha lebih baik lagi dalam hal berkomunikasi, berkolaborasi, dan menjalin hubungan baik dengan banyak pihak yang bertujuan memajukan pendidikan. Semoga tahun-tahun mendatang saya masih tetap konsisten untuk terus menerapkan yang sudah dilakukan dan meningkatkannya lebih dan lebih lagi.